Skip to main content

Review: Xperia Z Ultra, Layar Jumbo Performa Jago

 
Pertama kali melihat Sony Xperia Z Ultra, dimensi fisiknya yang terbilang luar biasa besar akan segera menyita perhatian. Dengan bentang layar mencapai 6,4 inci, perangkat ini bisa salah dikira sebagai tablet.


Pembuatnya sendiri, Sony, menyebut Xperia Z Utra sebagai smartphone, meski mungkin lebih tepat disebut sebagai "phablet", mengacu pada sebuah kategori perangkat yang lebih besar dari smartphone tetapi masih lebih kecil dari tablet. Jadilah ia salah satu ponsel pintar terbongsor yang beredar saat ini.

Di balik bodi yang lebar itu, Xperia Z Ultra masih menyimpan sejumlah fitur andalan. Apa saja? Simak ulasan berikut ini.

Paket penjualan

Kotak kemasan Sony Xperia Z Ultra

Xperia Z Ultra datang dengan kemasan berwarna putih khas Sony, hanya ukurannya lebih besar dibandingkan kotak serupa milik perangkat lain untuk menampung ponsel pintar berukuran jumbo di dalamnya.

Di samping unit ponsel, Sony turut membundel sejumlah kelengkapan wajib untuk smartphone masa kini seperti charger beserta kabel data micro-USB, beberapa dokumen tertulis, dan earphone model in-ear.

Kelengkapan tambahan yang menyertai Sony Xperia Z Ultra

Sedikit berbeda dari ponsel pintar lainnya, Sony juga membundel sebuah leather case untuk Xperia Z Ultra yang akan melindungi perangkat ini sekaligus bisa digunakan sebagai stand. Di sisi belakang cover terdapat lubang untuk kamera.

Xperia Z Ultra sendiri akan langsung menyambut begitu kotak dibuka. Perangkat ini lebarnya hampir sama dengan kemasan pembungkusnya.

Desain

Ukuran luar biasa dari Xperia Z Ultra semakin terasa saat ia disandingkan dengan Xperia Z, tanpa embel-embel "ultra". Meski sebenarnya termasuk besar dengan bentang layar 5 inci, flagship terdahulu dari Sony itu tampak mungil di samping Xperia Z Ultra.

Untunglah, meski berukuran besar, Xperia Z Ultra ternyata masih terbilang enteng. Berat perangkat ini yang mencapai kisaran 200 gram terasa ringan dibanding bodinya yang bongsor. Bobot Xperia Z Ultra hanya berselisih sekitar 60 gram dibanding Xperia Z.

Xperia Z Ultra pun tampak sangat ramping dengan ketebalan hanya 6,5 mm. Ia lebih tipis dibandingkan Xperia Z (7,9 mm), dan bahkan termasuk salah satu ponsel tertipis di dunia yang hanya berselisih sedikit dari Huawei Ascend (6,2 mm).
Penampilan bagian depan dan belakang Xperia Z Ultra

Di luar ukurannya itu, tampang Xperia Z Ultra sendiri tak jauh berbeda dibanding smartphone Xperia seri atas lainnya dari Sony, dengan desain kotak yang terlihat sedikit kaku.

Sisi depan dan belakang perangkat ini berwarna hitam dan dilapis kaca mengilap. Sony juga menyediakan varian lain dengan bagian belakang berwarna putih dan ungu. Kombinasi fisik tipis, ukuran besar, dan lapisan kaca licin membuat Xperia Z Ultra agak sulit digenggam.

Bagian muka Xperia Z Ultra tampak simple, dengan tiga buah softbutton "home", "return" dan satu lagi yang akan menampilkan jendela multitasking. Logo Sony terletak di sisi atas bagian depan dan belakang, di bawah unit kamera yang hadir tanpa lampu flash.

Sisi samping perangkat ini pun relatif "bersih" karena hampir semua konektor disembunyikan di balik penutup khusus yang kedap debu dan air. Xperia X Ultra memang mengusung kapabilitas anti-air, yang menjadi salah satu kelebihannya dibanding produk sejenis.
Sisi kanan Sony Xperia Z Ultra


Sisi kiri Sony Xperia Z Ultra memuat konektor docking untuk keperluan mengisi baterai

Bagian kanan Xperia Z Ultra membuat tombol power, pengatur volume, konektor jack audio 3,5 mm, serta slot micro-SIM card dan micro-SD. Sebuah nampan mungil digunakan sebagai tempat micro-SIM yang akan disisipkan ke dalam ponsel.

Meski juga dipakai oleh sejumlah ponsel lain yang juga mengusung desain unibody, cara ini terasa agak merepotkan, terlebih karena slot SIM card terletak di balik penutup anti-air. Untunglah, nampan micro-SIM milik Xperia Z Ultra bisa diakses dengan mudah tanpa memakai alat khusus, cukup diraih dengan kuku jari saja.

Slot micro-SIM Sony Xperia Z Ultra


Port micro-USB terletak di sisi kiri dan juga tersembunyi di balik penutup khusus. Pengguna harus membuka penutup ini setiap kali akan menghubungkan kabel USB ke ponsel.

Layar

Tak bisa dipungkiri, daya tarik utama ponsel ini terletak pada layarnya. Resolusi yang diusung memang sama dengan smartphone kelas atas lain dari Sony (1920x1080), tapi produsen itu agaknya sedikit melakukan scaling user interface untuk mengoptimalkan display lega milik Xperia Z Ultra.

Pada gambar di bawah, misalnya Xperia Z tampak mungil dibandingkan Xperia Z Ultra. Secara default, Xperia Z Ultra juga mampu menampung jumlah icon aplikasi yang lebih banyak di deretan shortcut yang terletak di atas tombol "home", meski dengan ukuran icon yang lebih kecil.
Sony Xperia Z Ultra (kiri) dibandingkan dengan Xperia Z

Dengan menerapkan scaling tersebut, Sony Xperia Z Ultra mampu menampilkan lebih banyak konten di layar dibandingkan smartphone lain yang memiliki resolusi sebanding. Ini sangat terasa ketika pengguna melakukan hal-hal, seperti berselancar di web. Tampilan Sony Xperia Z Ultra terlihat lebih lega dibanding smartphone lain.

Akan tetapi, karena scaling user interface ini, Xperia Z Ultra menampilkan teks berukuran relatif kecil. Bandingkan tulisan keterangan tanggal pada gambar perbandingan dua smartphone di atas. Aplikasi-aplikasi pihak ketiga pun bisa bermasalah dengan hal tersebut.

Aplikasi terkenal semacam Twitter dan Google Maps bisa beradaptasi dengan baik, namun tampilan beberapa judul lainnya, seperti benchmark dalam screenshot di bagian "Performa" dari artikel ini, menampilkan font dalam ukuran yang relatif kecil dibanding ukuran layar sehingga agak sulit dibaca. Situ web versi mobile dari sejumlah situs bisa terlhat seperti "melar" karena efek scaling tadi.

Ketika dipakai bermain game atau menonton video, Layar Xperia Z Ultra mampu memukau penggunanya. Selain karena ukurannya, teknologi Triluminos yang diterapkan Sony pada ponsel ini benar-benar mampu menghasilkan tampilan berkualitas tinggi, dipandang dari sudut manapun.

Layar Sony Xperia Z Ultra memiliki kualitas tampilan sangat baik
Secara subyektif, display Xperia Z Ultra bisa dikatakan sedikit lebih baik dibandingkan Xperia Z. Kontrasnya tinggi, menampilkan warna hitam dengan sangat pekat. Warna-warna pun cemerlang tanpa mengalami oversaturation seperti yang terjadi pada beberapa jenis display AMOLED.

Software

Xperia Z Ultra datang dengan sistem operasi Android 4.2.2 dalam balutan user interface khas Sony. Secara default terdapat lima buah homescreen yang tak terlalu disesaki berbagai macam service atau aplikasi ekstra.  Dalam hal ini, yang disertakan termasuk player musik Sony Walkman dan layanan toko konten Sony Select.

Tampilan antar muka Sony Xperia Z Ultra


Sony menyediakan sejumlah opsi tambahan kustomisasi homescreen di samping shortcut widget dan aplikasi, yaitu pilihan wallpaper dan themes yang bisa diakses langsung dari layar home dengan melakukan zoom out.

Tampilan menu utama aplikasi bisa diorganisasikan lewat sejumlah pilihan yang bisa diakses dengan menggeser layar ke kiri sehingga memunculkan sidebar tambahan. Menghapus aplikasi juga bisa dilakukan dari sini.

Layar lockscreen Sony Xperia Z Ultra

Sebagaimana ponsel lain dengan OS Android 4.2 ke atas, lockscreen pada Xperia Z Ultra pun menyediakan akses langsung ke aplikasi kamera dan bisa diimbuhi beberapa macam widget. Pilihannya cukup beragam, mencakup e-mail, kalender, dan Google Now.

Tambahan lain yang cukup menarik untuk soal multi-tasking adalah kemampuan menampilkan lebih dari satu window aplikasi sekaligus dalam satu layar. Ukuran window dapat diubah-ubah sesuai keinginan. Bisa memenuhi setengah layar, seperempatnya, atau hanya menempati sudut kecil saja.
Bebrapa window aplikasi tertentu bisa dibuka secara bersamaan dalam satu layar
Akan tetapi, seperti pada ponsel lain yang menerapkan konsep serupa, hanya beberapa aplikasi kecil saja yang bisa ditampilkan dalam mode ini, seperti kalkulator, timer, dan browser. Mereka bisa diakses dari kolom bagian bawah di dalam menu multi-tasking.

Masih soal layar, layaknya phablet, pengguna bisa menggambar dan menulis dengan tangan di layar Xperia Z Ultra. Tak ada perangkat khusus semacam stylus yang disertakan, tapi Sony mengklaim bahwa pengguna bisa memakai pulpen atau pensil biasa untuk menggambar di layar ponsel ini.

Dalam praktiknya, hal tersebut ternyata relatif sulit dilakukan. Untuk beberapa jenis alat tulis, Xperia Z Ultra kesulitan mendeteksi input. Layar pun rawan tergores ujung pena yang tajam meski sudah dilapis Gorilla Glass.

Sony Xperia Z Ultra mendukung penggunaan berbagai macam alat tulis sebagai stylus. Sayang kemampuannya terbatas


Salah satu yang bekerja paling baik di atas layar Xperia Z Ultra adalah sebuah pensil 2B. Meski bisa dipakai untuk mencorat-coret dengan lancar, Xperia Z Ultra tidak memiliki kemampuan pressure sensitive seperti perangkat sejenis yang dilengkapi stylus. Alhasil, ponsel ini kurang cocok untuk dipakai menggambar dengan "serius".

Performa

Ponsel lain mungkin ada yang ukurannya menyaingi Xperia Z Ultra, tapi perangkat ini menunjukkan kelas tersendiri sebagai perangkat high-end versi "jumbo" yang menjadi andalan pembuatnya.

Di balik fisiknya yang elegan, minimalis dan dibuat dengan indah itu, Xperia Z Ultra menyimpan tenaga buas. Dapur pacu perangkat ini diperkuat prosesor Snapdragon 800 berkecepatan 2,3 GHz yang tak lain merupakan salah satu prosesor mobile berbasis ARM terkencang yang ada sekarang.

Hasil benchmark AnTuTu, Quadrant, dan 3D Mark Sony Xperia Z Ultra tergolong sangat tinggi


Hasilnya bisa dilihat dalam bentuk angka-angka fantastis di berbagai benchmark yang mendudukkan Xperia Z Ultra di urutan teratas. Kinerjanya melewati sang kakak, Xperia Z, apalagi kalau dibandingkan dengan para jagoan tua dari generasi terdahulu.

Besarnya kekuatan Xperia Z Ultra tersalur pada pengalaman memakainya yang bebas lag, meski ponsel ini terasa sedikit panas ketiga menjalankan aplikasi kelas berat, seperti game dengan grafis kompleks.

Performa mumpuni tak lantas membuat Xperia Z Ultra jadi boros daya. Berdasarkan pengalaman, baterai 3.000 mAh milik perangkat ini ternyata bisa bertahan lebih dari seharian tanpa terhubung ke charger.

Untuk memperpanjang umur baterai Xperia Z Ultra, Sony turut menyediakan sebuah mode khusus bernama "Stamina Mode", di mana perangkat ini akan mematikan  koneksi data dari jaringan seluler dan wifi ketika ponsel dalam keadaan Sleep.

Download dan upload yang sedang dilakukan akan diselesaikan dulu sebelum memutus koneksi data dalam Stamina Mode. Pengguna pun masih bisa menerima panggilan dan SMS, serta mendengar musik.
Sony Xperia Z Ultra menyediakan beberapa opsi mode untuk menghemat baterai

Perkiraan waktu hidup baterai pada gambar di atas terlalu optimis, tapi, pada kenyataannya, manfaat "Stamina Mode" memang lumayan terasa. Dalam mode ini, Xperia Z Ultra mampu bertahan hingga sekitar dua hari tanpa charger.

Sisi negatifnya, ponsel hanya akan mengambil data dari koneksi seluler dan WiFi begitu "dibangunkan" dari kondisi Sleep. Ini berarti notifikasi dari media sosial dan update aplikasi bisa datang bertubi-tubi karena sebelumnya tidak diteruskan ke ponsel.

Ingin lebih hemat lagi? Ada pilihan "Low Battery Mode" yang akan menekan penggunaan daya lebih jauh dengan mematikan beberapa fungsi non-vital.

Beralih ke ketangguhan fisik, salah satu kemampuan khusus yang dimiliki Xperia Z Ultra adalah ketahanan terhadap air dan debu. Berdasarkan spesifikasi dari Sony, perangkat ini mampu bertahan terendam air di kedalaman 1 meter selama 30 menit.

Sony Xperia Z Ultra sanggup diajak berendam di air

Ketika terendam itu, layar Xperia Z Ultra tak bisa menerima input. Tapi pengguna masih bisa merekam video dengan menjalankan perekaman sesaat sebelum merendam ponsel di dalam air.

Perlu diperhatikan bahwa semua penutup konektor Xperia Z harus berada dalam keadaan tertutup rapat untuk mencegah air masuk, kecuali bagian konektor jack audio 3,5mm yang memang dibiarkan terbuka. Sebelum menancapkan headphone, pastikan lubang konektor tersebut sudah benar-benar kering.

Kamera

Unit kamera Xperia Z Ultra tak dilengkapi dengan lampu flash. Hal tersebut sepertinya merupakan indikasi bahwa Sony tidak  menekankan kemampuan fotografi pada perangkat ini. Mungkin itu lantaran ukurannya yang terbilang sangat besar sehingga canggung saat digunakan untuk memotret dan agak sulit untuk ditarik keluar dari saku secara spontan.

Tampilan apilkasi kamera pada Sony Xperia Z Ultra

Walaupun begitu, Xperia Z Ultra tetap bisa digunakan untuk mengambil gambar. Kameranya memiliki sensor 8 megapixel, dengan opsi pengaturan yang cukup lengkap di dalam aplikasi kamera, mencakup exposure compensation, ISO, white balance, metering, dan banyak lagi.

Hasil jepretannya terbilang biasa saja, kalau bukan kurang bagus untuk ukuran smartphone modern. Foto-foto dalam kondisi cahaya ideal sekilas terlihat indah. Tetapi ketika didekatkan akan terlihat bahwa detail yang terekam tidak sebagus atau setajam kamera ponsel lain yang setara. Terdapat artifak berupa kotak-kotak kecil yang mungkin muncul akibat kompresi JPEG dan noise reduction.

Contoh hasil foto Sony Xperia Z Ultra pada kondisi outdoor

Crop 100 persen dari gambar di atas

Dalam kondisi dalam ruangan (indoor), kualitas hasil tangkapan gambar Xperia Z Ultra menurun dengan cepat. Noise reduction yang agresif membuat foto tampak seperti lukisan cat air. Warna-warna yang ditampilkan terlihat sedikit pucat. Tanpa flash, pengguna pun terpaksa bergantung sepenuhnya pada kemampuan low-light kamera yang tak terlalu bisa diandalkan.

Contoh hasil foto Sony Xperia Z Ultra dalam kondisi indoor

Crop 100 persen dari gambar di atas

Untuk gambar bergerak, Xperia Z Ultra bisa merekam video dengan resolusi 1080p dan frame rate 30 FPS. Hasilnya cukup bagus apabila direkam dalam kondisi cahaya ideal
Kesimpulan

Performa tinggi dan kapabilitas anti-air adalah pemanis yang menambah daya tarik, tapi menu utama Xperia Z Ultra adalah layarnya yang luar biasa besar untuk ukuran sebuah smartphone. Tak hanya besar, layar ini pun memukau dengan tampilan berkualitas tinggi.

Akan tetapi, ukurannya yang besar itu sekaligus bisa menjadi kelemahan bagi Xperia Z Ultra. Bagi beberapa orang, dimensi fisik yang bongsor ini mungkin terasa mengganggu dan tidak praktis. Ketika menelepon atau mengambil foto, misalnya, Xperia Z Ultra akan terasa canggung dan dijamin menarik perhatian orang lain di sekeliling.

Sony merancang lebar Xperia Z Ultra agar sesuai dengan ukuran paspor. Tujuannya supaya ponsel ini masih bisa masuk ke dalam kantung baju dan celana  yang memang menggunakan lebar paspor sebagai acuan.


Karena berukuran besar, Xperia Z Ultra sulit dimasukkan ke dalam kantung baju ataupun celana


Meski lebarnya sesuai, Xperia Z Ultra terlalu tinggi untuk kantung baju sehingga bagian atasnya akan menyembul keluar, di kantung celana pun si bongsor ini terasa mengganjal. Mungkin akan lebih nyaman jika Xperia Z Ultra diselipkan ke saku jas bagian dalam atau tas.

Karena layar besarnya itu pula, Xperia Z Ultra bisa diangap sebagai gabungan dari smartphone dan tablet kecil, serta bisa menggantikan fungsi kedua perangkat tersebut sekaligus, sambil tetap muat di dalam kantung pakaian. Dilihat dari sudut pandang ini, harga kisaran Rp 7,5 juta yang dipatok untuk Xperia Z Ultra terdengar cukup masuk akal.

Persoalan suka atau tidak dengan layar besar sepenuhnya tergantung pada selera. Sebagian pengguna mungkin merasa tak nyaman dengan ukuran Xperia Z Ultra, tapi pengguna lain boleh jadi justru akan tertarik dengan hal tersebut. Pertanyaannya kemudian, yang manakah Anda?

Sony Xperia Z Ultra

Kelebihan:
+ Kinerja sangat tinggi dengan Snapdragon 800
+ Layar ekstra lega, kualitas tampilan sangat baik
+ Tahan air dan debu
+ Tipis dan ringan untuk perangkat seukurannya
+ Tak memerlukan stylus khusus

Kekurangan:
- Ukuran besar sedikit merepotkan saat membawa dan memakai perangkat
- Kualitas kamera rendah dan tidak dibekali LED flash
- Tak semua alat tulis bisa digunakan dengan mulus sebagai stylus, tidak ada fitur pressure sensitive
- Scaling user interface membuat tampilan beberapa aplikasi terlihat aneh, teks berukuran relatif kecil


Spesifikasi:
- Ukuran layar: 6 inci (1920x1080), kepadatan pixel 344ppi.
- Tipe layar: LCD TFT, dengan teknologi Triluminos
- Prosesor: Qualcomm Snapdragon 800, quad-core 2,2GHz. GPU Adreno 330
- RAM: 2GB
- Storage internal: 16GB
- Ekspansi storage: micro-SD hingga 64GB
- Dimensi fisik: 179 x 92 x 6,5 mm
- Bobot: 212 gram
- Konektivitas: GSM, HSDPA, Wi-Fi 802.11 a/b/g/n/ac, DLNA, LTE , Bluetooth 4.0, NFC, micro-USB.
- Kamera: 8 megapixel, 2 megapixel (depan)
- Kapasitas baterai: 3000 mAh
- Pilihan warna: hitam, putih, ungu
Source

Comments

Popular posts from this blog

Lagu Ini Walaupun Disetel 24 Jam Nggak Akan Abis

Baru-baru ini Pharrel Williams, yang dikenal dengan grupnya N.E.R.D ngeluarin  single  terbaru dengan versi unik! Kenapa? Karena lagunya bisa kamu dengerin secara terus menerus sampe seharian. Yak lagunya akan berlanjut terus sampe 24 jam! Nah, karena cuacanya lagi panasnya kayak emosi demonstran, maka lagu ini bisa jadi salah satu pilihan buat meng-’ademayem’-kan hari kamu! Kalo kamu inget, ini juga jadi  soundtrack  dari Despicable me 2 loh! Oya! Di video-videonya kamu bisa nemuin orang-orang joget dari yang gak dikenal, sampe artis-artis pun nongol di situ. Karena itu sambil dengerin lagunya, kamu juga bisa joget bareng si pemeran videonya! Video fullnya kamu bisa nikmati di  http://24hoursofhappy.com/ Nih ada juga liriknya, biar kamu bisa karokean bareng HAPPY It might seem crazy what I’m about to say Sunshine she’s here, you can take a break I’m a hot air balloon that could go to space With the air, like I don’t care baby by the way Because I’m

Hal-Hal yang Biasa Dilakukan Anak Populer

Di setiap sekolahan maupun kampus, pasti ada yang namanya anak populer. Definisi anak populer di sini berarti adalah seseorang yang pasti dikenal oleh 1 sekolah karena satu dan lain hal. Nah, pada umumnya, anak-anak populer ini suka melakukan hal-hal yang semakin mendefinisikan kepopuleran mereka, seperti misalnya: 1. Ikut Kegiatan Populer Kegiatan semacan ekskul (atau UKM kalo udah kuliah) sungguhlah penting untuk mendefinisikan kepopuleran seseorang. Untuk cowok, ekskul yang populer tentu saja seperti basket atau sepakbola / futsal. Sementara untuk cewek, ekskul yang populer itu seperti dance atau cheers. Kalo kamu udah populer dan ikutan ekskul-ekskul ini, dijamin kamu akan jadi lebih populer lagi. 2. Nongkrong di Tempat Tongkrongan Populer Anak populer sejati itu udah pasti nongkrong. Gimana mau populer kalo kamu gak pernah nongkrong?! Setiap sekolah/kampus pasti punya tempat tongkrongan populer sendiri dan bentuknya pun variatif. Ada yang berupa kantin

Bangkrut, Pergi ke Bali dan Kini Pengusaha Kamera Sukses

Di kalangan pehobi olah raga ekstrim seperti surfing, skydive, skateboard, snowboard, ada sebuah kamera yang sangat populer dan kerap dipakai untuk merekam aksi gila mereka. Inilah kamera GoPro, yang bisa dililitkan pada bagian tubuh tertentu. Siapa di balik kesuksesan GoPro? Dialah Nicholas Woodman, orang pernah mengalami kebangkrutan besar namun akhirnya mendapat ide yang 'tak dipikirkan orang lain' lalu mendulang sukses berkat kegigihan dan kreativitasnya.   Foto: techcrunch.com Semua berawal ketika perusahaan game-nya, Funbug, bangkrut. Tak hanya itu, ia pun menghancurkan modal para investornya senilai US$3,9 juta. Untuk menenangkan pikiran dan mencari inspirasi ia pergi berselancar ke Australia dan sempat tinggal lima bulan di Bali. Ketika di Bali itulah ia menemukan inspirasinya. Mungkin terpesona eksotisme pulau dewata, ia ingin memotret pemandangan selama berselancar. Itu hanya bisa dilakukan bila kamera diikat di pergelangan tangan kirinya lalusaat menem