Berikut ini 5 kebiasaan buruk para jomblo yang membuatnya terus menjomblo…
1.Syirik
Orang Manado bilang mangiri. Alias iri dengki. Nggak senang ngelihat orang lain senang. Senangnya ngejelek-jelekin dan ngecil-ngecilin kebaikan orang lain. “Alaaa, dia sih piala bergilir. Lihat aja, bentar lagi juga dia akan pindah ke pelukan cowok laen. Gua sih amit-amit dapetin dia!”
Padahal ke-sirik-an hanya akan membuat kita makin buruk di mata orang lain. Dan pasti di mata Tuhan juga. Nggak ada faedahnya.
2. Citra diri yang negatif
“Siapalah saya ini. Tampang pas-pasan. Nggak bisa apa-apa pula. Otak belet, lha nilai kuliah saja hampir tidak pernah bergeser dari C. Dapet B tuh untung. A, wah ajaib benar anugerah-Mu deh. Mana ada yang mau sama saya.
Seandainya saya jadi orang lain pun, nggak bakalan koq saya mau punya pacar kayak diri saya begini.”
Padahal gambaran kita tentang diri kita sendiri akan sangat berpengaruh terhadap pikiran, perasaan dan sikap hidup kita. Ibarat makanan bagi tubuh kita, citra diri akan sangat menentukan; apakah kita akan menjadi pribadi yang optimistis, percaya diri, punya semangat hidup. Atau sebaliknya, menjadi pribadi yang pesimistis, rendah diri, loyo alias nggak punya semangat hidup.
3. Negatif thinking
Misalnya, kalau pas lagi jalan sendiri, lalu ada yang tanya (teman kerja atau teman sekampus lain jurusan), “Koq sendiri?” Langsung deh reaksinya seperti ini: “Sudah tahu sendiri, pakai tanya-tanya. Mentang-mentang gua jomblo. Nyindir, ya.”
Atau, suatu kali ngelihat ada orang lain yang ngelihatin: “Kenapa sih lihat-lihat?! Anehnya ya, karena gua jomblo. Dasar, tamblo (tampang bloon) lu.”
Padahal, “Koq sendiri?” itu kan pertanyaan standar orang yang pengen tanya tapi nggak tahu mau tanya apa. Just basa-basi. Nggak ada maksud apa-apa. Malah kalau tanyanya “Koq berdua?” atau “Sama siapa?” jadi aneh bin konyol. Lha, sudah jelas sendiri pakai tanya “Koq berdua?” atau “Sama siapa?” segala..
4.Nggak jujur dengan diri sendiri (berselubung topeng)
Contoh 1 (gaya selebritis: kemayu, dengan sikap bertutur diatur): “Aku emang belum mau pacaran koq. Suer. Masih ingin sendiri.” – Yang sebenarnya: aku belum ketemu yang aku mau die mau. Adanya aku mau die nggak mau, die mau akunya nggak mau. Ada yang aku mau die mau, eh die maunya mau nabok sama aku.
Padahal apa salahnya bilang, “Aku bukannya nggak kepengen, tapi belum ketemu yang pas.” Titik. Kalau bilangnya: belum mau pacaran, masih ingin sendiri – besok atau lusa ternyata ketemu yang cocok. Nah, luh baru nyaho. Malu kan mesti ngejilat ludah kuda (kalau ludah sendiri sudah biasa.
Contoh 2 (gaya politisi: kemaki, dengan sikap bertutur nggak teratur): “Gue naksir dia?! Idihh, amit-amit. Sorry ya, dibayar
goceng pun nggak bakalan gue ambil!” – Yang sebenarnya: aku sih okelah sama die, tapi dienya cuek banget. Benci deh aku (dengan gaya genit ala Pelawak Tessi).
Padahal apa salahnya bilang, “Dienya cuek begitu, mana berani gue.” Titik. Kalau bilangnya: amit-amit, dibayar goceng pun gua gak bakalan ambil – dan ternyata die tuh ngesir sama kita, cuma karena die punya “kemaluan” gede (baca: pemalu) jadinya die pasang sikap cuek bebek. Sok cool. Nah, gimana coba kalau begitu?! Masak mau ikut-ikut si selebritis: ngejilat ludah kuda.
So, tanggalkan topeng itu. Apa adanya sajalah
5. Rumput di halaman rumah tetangga kelihatan lebih hijau
“Duh, enak nian punya pacar kayak dia. Kemana-mana ada yang nemenin. Ada yang perhatiin and diperhatiin. Ada shoulder to cry on. Malam minggu nggak sendiri di rumah. Lonely. Bisa ngerasain dag dig dug serrr tiap nunggu doi. Kapan pun dan dimana pun ada yang selalu bisa di-call. Pokoknya asyik deh.”
Jadi nganggepnya hidup orang lain tuh lebih enak, lebih baik, lebih nikmat, lebih segalanya. Lalu kita berandai-andai; seandainya hidup kita kayak hidup die, dunia kita kayak dunia die. Seolah kita nih baru bahagia kalau kayak die. Kita jadi kurang bersyukur dengan hidup kita sendiri. Padahal, mana ada sih orang yang hidupnya selalu senang…
Siapa pun pastilah punya senang dan susahnya sendiri. Punya pacar pun nggak melulu enak koq. Kadang ada sebalnya. Kadang bisa bikin jengkel and stress juga. So, jangan heran kalau yang sudah punya pacar pun bisa mikir begini: “Duh, enak nian ngejomblo. Bebas sebebas burung di udara. (kaskus)
Source
Comments
Post a Comment
Berkomentarlah dengan bijak, tinggalkan komentar yang sifatnya dapat membangun diskusi antar sesama blogger. Mohon maaf jika komentar anda tidak sempat saya balas, karena saya hanya sendiri yang mengelola blog ini. Selain itu saya juga minta maaf jika komentar anda tidak saya tampilkan, itu karena komentar anda tidak memenuhi syarat. Sebelum berkomentar, sebaiknya anda baca beberapa hal penting berikut ini :
Komentar Yang tidak Akan ditampilkan :
[+] Komentar yang tidak relevan dengan tema artikel
[+] Komentar yang terdapat link didalamnya
[+] Komentar yang berisi kata-kata SARA, P*RNo ataupun SPAM
[+] Komentar yang hanya berisi ucapan terimakasih atau semacamnya